Sejarah Desa Sukorejo

                                                               BALAI DESA YANG LAMA

                                               BALAI DESA SUKOREJO SEKARANG


A. SEJARAH DESA SUKOREJO
Di setiap negara, kerajaan, propinsi, kabupaten, sampai desa mempunyai sejarah dan latar belakang berdirinya atau asal muasal adanya nama daerah tersebut, demikian juga keberadaan Desa Sukorejo mempunyai sejarah tersendiri yang tentu berbeda dengan desa atau daerah yang lain.
Desa Sukorejo berada di lereng gunung wilis bagian timur dan berada di barat laut dari Kabupaten Tulungagung yang berjarak kurang lebih sekitar 15km dari kota kabupaten dan terletak pada koordinat 111 sampai 112 bujur timur dan 7,5 sampai 08 lintang selatan dengan ketinggian 90 meter dari permukaan air laut. 
Desa Sukorejo pada awalnya bernama desa Temon, baru pada masa pemerintahan bapak KH. Ma'ruf Adnan, desa Temon berubah nama menjadi Desa Sukorejo. Dulunya Desa SUkorejo adalah penyatuan dari beberapa padukuhan yang ada di sekitar dusun Temon yang mempunyai adat istiadat yang sama, georafis sama, serta keyakinan yang sama pula, dari beberapa dukuh yang dipimpin oleh seorang demang, Desa Sukorejo mempunyai dua kademangan serumpun yang ada disekitar dusun temon yaitu Kademangan Banaran dan Kademangan Temon.

1. Kademangan Banaran
Kademangan Banaran di pimpin seorang demang yang terakhir menjabat bernama Surokarso sekitar tahun 1919m, kademangan ini berada disebelah timur wilayah desa Sukorejo yang mempunyai dua pedukuhan:
  • Dukuh Pandean
Dukuh Pandean berada di sebelah tenggara desa Sukorejo yang mempunyai geografi bagian selatan perbatasan dengan sungai bajal yang diapit desa Sukorejo dengan desa Sukodono. Bagian Timur perbatasan dengan hamparan sawah yang masuk wilayah desa Karangrejo. Bagian Utara sungai banaran berbatasan dengan dukuh beji, dan Bagian barat perbatasan dengan dukuh temon.
Dinamakan pandean karena menurut cerita yang berkembang dimasyarakat daerah ini dulu ada pengusaha pande atau empu yang memproduksi berbagai alat-alat yang terbuat dari bersi dengan sistem tempa yaitu membuat berbagai alat penunjang/sarana kebutuhan sehari-hari dari besi. Masyarakat dukuh pandean sebagian bersar petani tanaman pangan serta polowijo, dan generasi mudanya sebagian besar usaha di bidang peternakan dan industri tralis. Daerah ini mudah dalam pengadaan air sawah dikarenakan sumber air yang dangkal. Di wilayah ini berdiri Yayasan Pendidikan Islam yang mempunyai RA dan MI Mimtahul Falah. Pandean mempunyai akses yang bagus karena adanya jalan utama yang menghubungkan antar daerah-daerah dukuh dan desa sekitarnya.
  • Dukuh Beji
Dukuh Beji terletak di sebelah timur laut desa Sukorejo yang memiliki geografi perbatasan sebelah utara sungai jurang gandul yang diapit dusun beji dengan desa Jeli. Sebelah Timur hamparan sawah perbatasan dengan desa Jeli. Batas wilayah bagian barat dusun temon dan batas wilayah bagian selatan sungai banaran yang menjadi pembatas dengan dukuh pandean.
Menurut cerita yang berkembang disebut beji karena wilayah ini banyak sumber airnya yang konon sangat besar dan jernih, saking besarnya sumber itu sampai disumbat dengan duk (ijuk), sampai saat ini sumber tersebut masih ada dan dimanfaatkan untuk kolam pemandian, tempat wudhu masjid jami' desa Sukorejo dan juga mengairi sawah sekitarnya. Masyarakat dukuh beji sebagian besar petani, yang saat ini mulai bertani hortikultura, sedangkan yang muda sebagian besar bekerja di industri tralis besi dan peternakan. Di dusun ini terletak masjid terbesar yang ada di desa Sukorejo yang bernama Masjid Jami' Allawiyin. Di dukuh ini juga ada yayasan yatim piatu, madrasah diniyah, yayasan pendidikan islam Wahidiyah, serta perusahaan pupuk organik. 
2. Kademangan Temon
Kademangan Temon berada di wilayah bagian sebelah barat dari desa Sukorejo dengan wilayah perbatasan bagian timur dukuh Pandean, banaran dan dukuh Beji. Bagian utara perbatasan dengan desa Tulungrejo. Bagian barat perbatasan dengan desa Punjul. Bagian selatan perbatasan dengan desa Sukodono. Kademangan Temon dipimpin seorang demang bernama Kartowijoyo dan merupakan demang terakhir yang menjabat. Kademangan Temon mempunyai beberapa padukuhan, yaitu:
  • Dukuh Temon
Dukuh Temon berada di barat desa Sukorejo yang bagian timur perbatasan dengan dukuh Pandean dan dukuh Beji, bagian selatan perbatasan dengan desa Sukodono dan dukuh Supit Urang, bagian barat perbatasan dengan dukuh Pehbendo dan dukuh Brenggolo, bagian utara perbatasan dengan desa Punjul dan desa Tulungrejo.
Disebut dukuh temon karena dulu ditempat ini banyak tumbuh tanaman temu, dan juga setiap sesuatu permasalahan yang muncul disini selalu ditemukan penyelesainnya. Di dusun inilah pusat pemerintahan desa Sukorejo sekarang berada. ada beberapa lembaga  pendidikan yang masih eksis di dukuh ini antara lain dua madrasah diniyah dan satu sekolah dasar, dan ada satu masjid Jami' Muhajirin. Masyarakat dukuh temon homogen dalam arti satu keyakinan. Mata pencaharian dukuh ini beragam mulai dari petani, pedagang, pengusaha dan pegawai negeri.
  • Dukuh Bukaan atau Pehbendo
Dukuh Bukaan terletak di ujung barat desa Sukorejo yang menjorok keluar memasuki wilayah penjul, dengan perbatasan wilayah bagian timur dukuh Temon dan dukuh Supit Urang, sedangkan bagian utara, barat, dan selatan perbatasan dengan desa Punjul.
Dikatakan Bukaan karena dulu tidak berpenduduk dan dibuka untuk wilayah hunian dan ditempati menjadi pemukiman warga, wilayahnya relatif kecil dikeliling persawahan dengan mata pencaharian petani dan pengusaha. 
  • Dukuh Brenggolo
Dukuh Brenggolo terletak di ujung barat daya desa Sukorejo, diapit sungai bajal satu dan bajal dua perbatasan dengan wilayah desa Punjul dan dipisahkan oleh makam umum desa Sukorejo yang membatasi dukuh Temon dengan Brenggol. Masyarakat dukuh ini bermata pencaharian sebagian besar petani dan buruh tani.
  • Dukuh Supit Urang
Dukuh Supit Urang terletak dibagian selatan dukuh temon dengan wilayah perbatasan bagian timur dan utara dukuh temon, barat dukuh brenggolo sedangkan bagian selatan desa Sukodono. Dukuh ini dulunya berpenghuni.
Disebut supit urang dikarenakan dukuh ini diapit dua sungai bajal yang menyatu dengan istrilah populernya tempuran, dengan diapitnya dua sungai seolah-olah kalau dilihat seperti supitnya udang, sehingga oleh masyarakat sekitar disebut supit urang.

B. GAMBARAN UMUM

Desa Sukorejo mempunyai luas wilayah  166.645 hektar, dengan jumlah penduduk 2968 orang per mei 2015, terbagi 1515 laki-laki dan 1453 perempuan, tercakup pada 860 kartu keluarga. Tanah desa Sukorejo sedikit miring dengan kemiringan kurang lebih 10 sampai 15 derajat miring ketimur, karena berada di timur gubung wilis. Pada dasarnya desa Sukorejo memiliki karakter masyarakat yang sangat aktif sehingga banyak sekali berbagai kegiatan baik yang bersifat ekonomi, sosial, dan keagamaan. Di siang hari semua masyarakat beraktifitas di bidang perekonomian dan hampir tidak diketemukan pengangguran, sedangkan dimalam hari banyak kegiatan di bidang keagamaan dan sosial mulai dari berjanji, dibaan, pama, usfuiyah, nariyahan, manakiban, sampai hadrah. Di desa ini semua penduduknya beragama islam, ada dua masjid dan dua puluh enam mushola, tiga madrasah salafiyah, dua madrasah formal setingkat sekolah dasar dan satu sekolah dasar negeri. Pada umumnya penduduk desa Sukorejo bermata pencaharian sebagai petani, pedagang, pegawai, dan pengusaha.
Di bidang pertanian, petani sudah banyak mengembangkan berbagai tanaman produktif yang mempunyai nilai lebih seperti hortikultura, ketela rambat ataupun buah-buahan dan lain-lain.
Di peternakan banyak mengembangkan ternak unggas seperti ayam potong, petelur, puyuh, bebek. Sedangkan ikan banyak membudidayakan lele dan manggasius (patin). Sedangkan sapi dan kambing tidak begitu banyak populasinya.
Di perdagangan kebanyakan masyarakat desa Sukorejo bergerak di pemasaran hasil produksi desa seperti telor, hasil bumi dan buah-buahan.
Di bidang usaha banyak yang berkecimpung di perusahaan pengolaha besi atau bengkel las dan juga ada pengolahan makanan seperti marning, kerupuk, dan olahan jamur.

C. NAMA-NAMA PEJABAT DESA SUKOREJO
Sejak berdirinya desa Temon sekitar tahun 1919, dan berubah menjadi desa Sukorejo telah mengalami beberapa pergantian pimpinan atau lurah dan sekarang kepala desa.
Adapun nama pejabat lurah atau kepala desa yang penulis ketahui sebagai berikut:

Sedangkan struktur keorganisasian pemerintahan desa Sukorejo saat ini adalah:

                        



Komentar

Postingan populer dari blog ini

MUSYAWARAH RKPDES

Geografis Desa Sukorejo